STRATEGI PENGEMBANGAN AKADEMIK PERGURUAN TINGGI MENUJU LULUSAN YANG BERMUTU


STRATEGI PENGEMBANGAN AKADEMIK PERGURUAN TINGGI MENUJU LULUSAN YANG BERMUTU

Oleh :
Elfrianto

A.       Pendahuluan

Penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Operasional merupakan kegiatan yang menghasilkan suatu acuan yang sangat penting dalam menyusun program-program kerja, kegiatan dan langkah-langkah teknis untuk 5 tahun ke depan dalam suatu organisasi. Pada saat ini arus globalisasi telah melanda segala sektor di negeri ini dan menuntut kemampuan daya saing bangsa agar dapat berkiprah dalam percaturan internasional.

Mutu pendidikan harus terus ditingkatkan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sejalan dengan Paradigma Baru Pendidikan Tinggi yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan memperhatikan elemen Otonomi, Evaluasi, Akreditasi dan Akuntabilitas di dalam mewujudkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang tinggi.

Pencapaian mutu pendidikan harus didasarkan pada proses – proses dengan titik perhatian pada: Relevansi, Akademik Atmosfir, Manajemen Internal terpadu, Sustainabilitas, Efisiensi dan Produktivitas, serta Kepemimpinan yang handal.

Selanjutnya dalam menyusun sebuah rencana strategi pengembangan program akademik menuju lulusan yang bermutu, hendaknya dapat memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.    Undang-undang Nomor 32 dan 33 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.
2.    Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3.    Undang-undang Nomor 14 tahun 2004 tentang Guru dan Dosen.
4.    Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
5.    Kepmendiknas Nomor 010/0/2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pendidikan Nasional.
6.    Konsep Higher Education Long Term Strategy (HELTS) tahun 2003-2010

Rencana Strategi dimaksudkan sebagai acuan untuk melakukan perencanaan yang tepat, guna mencapai tujuan pembangunan pendidikan nasional. Dalam Rencana Strategis dan Rencana Operasional dibahas dan direncanakan strategi bidang akademik, bidang manajemen dan organisasi, bidang kemahasiswaan, dan bidang pengembangan dan kerjasama, yang selanjutnya dapat menjadi pijakan bagi kebijakan tahun-tahun mendatang yang menghantarkan Fakultas menjadi yang terkemuka di kawasan Asia Tenggara serta tanggap terhadap Higher Education Long Term Strategy (HELTS) tahun 2003-2010 untuk pendidikan tinggi di Indonesia.

Sebagai acuan kebijakan strategis dan program-program kerja dalam rangka pelaksanaan Manajemen Fakultas agar terjadi perubahan culture dan terealisasinya pelaksanaan Paradigma Baru Perguruan Tinggi di Fakultas.


B.        Pengembangang Program Program Akademik menuju Lulusan yang Bermutu.

Memasuki era globalisasi sekarang ini, penyelenggaraan pendidikan tinggi nasional sedang dan akan menghadapi sejumlah permasalahan. Diantara, permasalahan tersebut adalah gejala semakin menguatnya arus globalisasi, pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perubahan arah kebijakan pendidikan, khususnya Pendidikan Tinggi.

Dewasa ini merupakan era globalisasi dan informasi. Dalam kaitanya dengan globalisasi, Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut menyetujui dan terlibat aktif dalam berbagai kesepakatan perdagangan secara global, seperti WTO, GATT, APEC dan sebagainya. Dalam era globalisasi dan informasi, hampir semua faktor produksi seperti uang, teknologi, jasa, pabrik dan peralatan dapat bergerak melintasi tapal batas negara tanpa kesulitan berarti. Dunia terasa menjadi semakin sempit, jarak terasa semakin dekat, waktu terasa berjalan semakin cepat dan mobilitas orang dan barang semakin tinggi. Kondisi tersebut akan mempunyai implikasi langsung terhadap penyelenggaraan pendidikan tinggi nasional. Implikasi yang dimaksud adalah :
I.      Tingginya peluang tenaga kerja terdidik dari luar negeri masuk ke Indonesia sehingga persaingan dunia kerja bagi lulusan perguruan tinggi menjadi semakin ketat.
II.    Institusi pendidikan tinggi luar negeri semakin mudah menyelenggarakan pendidikan di Indonesia, sehingga para calon mahasiswa memiliki peluang yang lebih tinggi untuk memilih Perguruan Tinggi yang berkualitas. Hal demikian mengakibatkan persaingan diantara perguruan tinggi semakin ketat dalam menarik mahasiswa. Persaingan tersebut memberi efek terhadap peningkatan biaya pengembangan perguruan tinggi dan kinerja penyelenggaraan pendidikan tinggi, baik yang menyangkut dengan sumber daya manusia, fasilitas, maupun manajemen.
Isu lain yang perlu mendapatkan perhatian dalam  penyusunan rencana strategis adalah implementasi otonomi pendidikan. Pemberlakuan otonomi perguruan tinggi mempunyai implikasi-implikasi sebagai berikut:
a.    Pengurangan subsidi pemerintah terhadap perguruan tinggi negeri (PTN),
b.    Strategi yang ditempuh oleh PTN dalam menggali sumber dana lain di luar subsidi pemerintah
c.     Strategi yang ditempuh oleh perguruan tinggi (PTN dan PTS) dalam memenangkan persaingan antar perguruan tinggi, terutama dalam menjaring calon mahasiswa.

Dalam kaitannya dengan implementasi otonomi pendidikan tinggi, PTN bagaimanapun berada dalam posisi lebih menguntungkan daripada PTS, karena dua alasan. Pertama, pemerintah masih memberikan subsidi berupa gaji pegawai negeri, sehingga PTN tidak perlu memikirkan untuk mencari dana menggaji karyawan. Kedua, rata-rata PTN telah memiliki SDM yang lebih baik daripada PTS, terutama dalam aspek jabatan akademik dosen, meskipun dalam kewirausahaan (entrepreneurship) rata-rata PTS secara relatif telah memiliki pengalaman yang lebih baik daripada rata-rata PTN.

Dalam kaitannya dengan strategi yang ditempuh oleh perguruan tinggi lain dalam mengimplementasikan otonomi pendidikan tinggi, terdapat kecenderungan bahwa sebagian besar perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi negeri, akan menambah calon mahasiswa yang dapat diterima diperguruan tinggi bersangkutan. Strategi ini cenderung ditempuh karena berkaitan dengan upaya perguruan tinggi negeri (PTN) untuk dapat mandiri, baik dalam penggalian maupun pengelolaan dana, sehingga PTN tidak lagi banyak tergantung pada kemampuan pembiayaan pemerintah, terutama dalam pembiayaan operasional penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pemeliharaan berbagai fasilitas pembelajaran.

Diantara upaya-upaya yang dilakukan PTN untuk meningkatkan daya tampung tersebut adalah menyelenggarakan kelas paralel, membuka berbagai program diploma, dan membuka ekstensi. Peningkatan daya tampung ini berkaitan erat dengan jumlah dana yang bisa diperoleh dari calon mahasisa. Konsekuensinya adalah bahwa jumlah spill-over (limpahan) calon mahasiswa dari PTN yang selama ini menjadi konsumen utama PTS menjadi semakin berkurang, sehingga perolehan calon mahasiswa PTS juga semakin kecil dan keberlangsungan PTS dapat menjadi terancam.

Dalam kaitanya dengan strategi yang ditempuh oleh perguruan tinggi (PTN & PTS) dalam memenangkan persaingan antara perguruan tinggi, terutama dalam menjaring calon mahasiswa, terdapat kecendrungan bahwa masing-masing perguruan tinggi akan bersikap lebih proaktif, terutama dalam membangun berbagai jaringan ( networking) dengan berbagai institusi untuk berbagai keperluan, baik pendidikan, penelitian, maupun pengabdian pada masyarakat. Konsekuensinya adalah bila PTS tidak siap dengan langkah-langkah serupa, maka dapat diperkirakan bahwa PTS akan selalu tertinggal dibelakang dan tak mampu mengakses berbagai resources yang ada diberbagai institusi.
Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian di dalam perumusan rencana strategis adalah kondisi internal institusi sendiri, baik dalam kaitanya dengan kekuatan dan kelemahan maupun langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan. Oleh karena itu, perlu mengidentifikasi secara lebih cermat dan jujur kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan tersebut dalam bentuk evaluasi diri, sehingga dapat merumuskan strategi yang tepat untuk mengoptimalisasikan kekuatan dan meminimalisasikan kelemahan tersebut. Evaluasi diri dibagi dalam empat kajian yakni evaluasi sumber daya manusia dan sistem manajeman SDM, evaluasi sistem infrastruktur dan fasilitas lainya, evaluasi sumberdaya finansial dan manajemen keuangan, serta evaluasi program akademik dan penjamin mutu.

Dengan melakukan evaluasi diri berdasarkan analisa SWOT (strength, weaknesses, opportunities, Challenges) maka dapat dirumuskan tujuan, sasaran, strategi, prioritas program dan indicator kinerja.

       KUALITAS AKADEMIK LULUSAN
Salah satu tolok ukur kualitas perguruan tinggi adalah daya saing lulusan dalam pasar kerja. Untuk dapat menghasilkan lulusan yang mampu memenangkan persaingan-persaingan pasar kerja, sekurang-kurangnya di tingkat lokal, dan harus mampu menghasilkan lulusan yang memiliki standart kualifikasi nasional dan regional, maka perguruan tinggi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.    Prioritas Program Peningkatan Kompetensi Dosen dan Metode Pembelajaran.
1.      Meningkatkan jumlah dosen untuk mengikuti berbagai kursus pembelajaran secara berjenjang dan berkelanjutan untuk menunjang proses pembelajaran kreatif, innovatif, dan menarik.
2.      Meningkatkan sarana-prasarana pembelajaran yang menunjang proses pembelajaran yang kreatif, innovatif, dan menarik
3.      Mendorong dosen untuk menyusun bahan ajar.

b.        Prioritas Program Pembaharuan Kurikulum
1.      Melakukan need assesment dunia kerja (baik sektor formal maupun informal)
2.      Melakukan kompilasi Iptek yang mutakhir
3.      Meng-update kurikulum secara priodik.

c.         Prioritas Program Peningkatan Kualitas Lulusan
1.      Mengikut sertakan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan tutorial, asistensi, penelitian, jurnalistik, seminar dan berbagai lomba karya ilmiah.
2.      Menyusun desain pembelajaran yang mendorong mahasiswa menulis dan menyajikan gagasan secara sistematik.
3.      Menetapkan standar kompetensi lulusan pada tingkat nasional dan internasional
4.      Melembagakan kegiatan lomba karya ilmiah, karya innovatif, dan kreatif secara terprogram dan terintegrasi dengan perkuliahan.
5.      Menerapkan standar kualifikasi profesi tingkat regional
6.      Membangun unit organisasi yang menangani penempatan kerja dan peningkatan ketrampilan kewirasusahaan.
7.      Menyelenggarakan program, magang bagi mahasiswa.
8.      Mendirikan lembaga penjaminan mutu (quality  assurance)
9.      Membangun laboratorium otonomi daerah
10.  Membangun Laboratorium Micro teaching
11.  Membangun Laboratorium Kultur Jaringan

KUALITAS MORAL LULUSAN
Sebagai perguruan tinggi berdasarkan nilai-nilai pancasila perlu menghasilkan lulusan yang memiliki integritas kepribadian dan moralitas religius baik dalam konteks kehidupan individual maupun sosial sehingga proses pembelajaran yang dilakukan menekankan bentuk-bentuk pembelajaran yang berorientasi pada learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.
Dihasilkannya lulusan yang bersifat jujur, adil, cerdas, terpercaya, Cerdas yang meliputi cerdas spritual yakni beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan,ketaqwaan dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul.

Cerdas emosional & sosial yakni beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan appresiasivitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengepresikannya. Beraktualisasi diri melalui interaksi timbal balik :
-     Membina dan memupuk hubungan timbal balik
-     Demokratis
-     Empatik dan simpatik
-     Menjunjung tinggi hak asasi manusia
-     Ceria dan percaya diri
-     Menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara
-     Berwawasan kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara.
Cerdas Intelektual yakni beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif.
Cerdas Kinestetis yakni beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya, tahan, sigap, terampil.

IKLIM AKADEMIK
Untuk mencapai prestasi akademik yang baik diperlukan lingkungan yang kondusif.  Menciptakan iklim akademik (academic atmosphere) yang memungkinkan tumbuhnya pemikiran kritis dan inovatif, dengan demikian program yang harus dilaksanakan :
a.          Prioritas Program Peningkatan kemampuan Dosen Melakukan Kajian dan Penelitian Unggulan.  Meningkatkan peluang dan keterlibatan dosen untuk melakukan kajian dan penelitian unggulan.
b.          Prioritas Program Pelembagaan Forum-Forum Ilmiah.  Menyelenggarakan forum-forum ilmiah pada semua unit akademik, baik secara reguler maupun insidental.  Menyelenggarakan stadium general untuk isu-isu aktual ditingkat  Universitas maupun Fakultas/Unit.
c.           Prioritas Program Peningkatan Kompetensi Dosen  Menempatkan para pakar sebagai motivator dan konsultan untuk menumbuh kembangkan tradisi akademik, baik ditingkat universitas maupun unit.
d.          Prioritas Program Peningkatan Deseminasi Ilmiah Melakukan deseminasi dan dokumentasi materi (dan hasil) kegiatan akademik.
e.          Indikator kinerja Program Peningkatan Kemampuan Dosen dalam kajian dan penelitian unggulan, Pelembagaan Forum-Forum Ilmiah, Peningkatan Kompetensi Akademik Dosen, Deseminasi Ilmiah, dan Pelembagaan Forum-Forum Ilmiah.

C.        Penutup
       Dari uraian-uraian yang dikemukakan di atas, strategi pengembangan akademik dalam sebuah lembaga pendidikan sangatlah penting adanya, dimana bidang akademik tersebut merupakan hal yang dapat mengantarkan seseoarang mahasiswa kepada lulusan yang bermutu dan berkualitas, tanpa adanya pengembangan akademik yang jelas sudah dapat dikatakan bahwa lulusan yang dikeluarkan akan diragukan.  Tanpa lulusan yang berkualitas akan dapat membawa citra lembaga pendidikan dimata masyarakat maupun dunia akan mendapat presiden buruk bagi lembaga itu.

D.       Daftar Bacaan

Altbach, Philip G. & Robert O. Berdahl. 1981. Higher Education in American Society. New York: Promotheus Books.
Eko Indrajit. 2006. Manajemen Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Andi Offset.
Harsono. 2008. Model-Model Pengelolaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tampubolon, D. 2001. Perguruan Tinggi Bermutu. Jakarta: Gramedia.
Tilaar, HAR. 2004. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remadja Rosda Karya.

0 komentar:

Posting Komentar